Teh pertama kali ditemukan di dataran Cina yang kian lama meluas ke berbagai negara. Rasa teh yang menarik, segar dengan selingan ringan rasa pahit yang unik, merupakan daya tarik bagi banyak orang di penjuru dunia. Sebetulnya tidak hanya terpaku pada rasa teh itu sendiri yang mendorong orang untuk mengkonsumsi, di baliknya teh menyimpan banyak manfaat yang baik untuk kesehatan maupun kecantikan. Semakin banyak alasan untuk konsumsi teh setiap hari, rasa yang sedap lengkap dengan manfaatnya.

Di banyak negara kebiasaan minum teh sudah mengakar dan sulit ditinggalkan. Tapi tahukah di setiap negara memiliki tradisi yang berbeda-beda dalam menikmati teh. Bahkan teh dianggap sangat bernilai hingga menjadi bagian dalam ritus keagamaan. Di negara manakah itu? Yuk kupas satu per satu kultur minum teh di setiap negara.

Cina

Cina merupakan negara dimana teh ditemukan secara tidak sengaja. Konon sekitar abad 2737 SM kaisar cina yang dipimpin Shen Neng suatu hari sedang menjerang air dalam sebuah kuali besar di taman istana. Kebetulan ada sehelai daun teh jatuh tepat di dalam kuali tempat Kaisar Sheng Neng menjerang air. Seketika aroma sedap timbul yang menggoda sang kaisar untuk mencicipi yang ternyata rasanya disukai sang kaisar. Berikutnya daun tersebut diketahui merupakan daun teh yang lama-kelamaan kenikmatannya menyebar ke berbagai negeri dari mulut ke mulut.

Jepang

Ribuan tahun lalu, jepang mengenal teh dari biksu Cina. Selain itu perkembangan teh Jepang diikuti dari seorang penulis asal Cina, Lu Yu yang menuliskan suatu catatan tentang budaya minum teh. Lu Yu yang hidup dalam lingkungan agama budha sangat mempengaruhi warga Jepang yang kemudian ajaran-ajarannya disebut Zen. Melaluinya, seremonial minum teh di Jepang semakin kuat. Hingga pada abad ke-12 matcha sebagai jenis teh baru ditemukan yang digunakan khusus pada ritus keagamaan Budha. Keistimewaan matcha tidak hanya bisa di rasakan dilingkungan vihara, para prajurit samurai juga mendapat pengecualian yang diizinkan mencicipi matcha yang dianggap sangat bernilai. Baru setelah abad ke-16 matcha tidak hanya dapat dinikmati kalangan atas tapi telah membaur ke seluruh lapisan masyarakat yang bisa menikmati matcha.

Inggris

Di Eropa, Inggris menjadi negara yang mengistimewakan teh bahkan menjadi budaya sore hari untuk minum teh bersama keluarga atau teman sekedar mengobrol ringan. Kultur minum teh dimulai sejak tahun ke-3 SM tepatnya pada zaman kekuasaan Raja Charles II yang menikahi seorang putri dari portugis, Catherine. Kegemaran sang putri pada teh secara langsung menguntungkan India sebagai negara persemakmuran Inggris untuk menambah skala teh dieksport. Melalui Putri Catherine, jalan teh menjadi minuman kelas bangsawan sudah terbuka, dan pada abad ke-19 dilanjutkan oleh Anna Duchess yang memperkenalkan tradisi minum teh sore di kalangan bangsawan. Secara tidak sengaja, Anna sering merasa kelaparan selama jeda makan siang dan makan malam yang panjang. Kebiasaan di keluarganya makan malam di mulai pukul 20.00 yang menyisakan jarak yang panjang dari makan siang. Membuat Anna sering meminta disuguhkan teh, roti dan mentega untuk dibawakan ke kamarnya. Rutinitas tersebut rupanya menjadi kebiasaan yang mengasyikan bagi Anna yang juga sering mengundang teman-temannya untuk bergabung menikmati teh.

Kebiasaan tersebut diikuti dan semakin meluas di penjuru Inggris pada tahun 1880. Bahkan acara minum teh sore dianggap istimewa hingga dengan senang hati wanita bangsawan mengganti busana yang lebih formal hanya untuk minum teh.

Foto: Berbagai Sumber